Sama seperti makhluk hidup lainnya, ikan juga dapat mengalami sakit atau kena serangan penyakit kemudian mengalami kematian. Untuk itu perlu tindakan pencegahan yang jauh lebih penting daripada pengobatan sebab pengobatan belum tentu menjamin kesembuhan dan yang pasti memerlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Upaya pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara pengendalian penyakit pada ikan yang dilakukan dengan berbagai cara,antara lain dengan cara kimia maupun antibiotik, penggunaan tanaman obat sebagai antibiotik alami yang ramah lingkungan (pengedalian hayati).
Gambar Ikan lele ( Clarias sp) yang terinfeksi Edwardsiella tarda ditunjukkan dengan warna tubuh gelap disertai luka dan borok yang dalam.
Pengendalian penyakit dengan cara pemberian obat kimia atau antibiotik sebenarnya merupakan cara yang kurang efektif dan tidak ramah lingkungan karena dengan pengobatan biasanya tidak dapat memecahkan masalah dengan tuntas (Inglis, 2000). Obat pada prinsipnya adalah racun apabila penggunaannya terus menerus dan tidak terkendali dapat menimbulkan efek resisten dari agen patogen penyebab penyakit dan residu yang ditimbulkan dapat membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsi ikan yang mendapat pengobatan bahan kimia. Oleh karena itu, disarankan penggunaan obat kimia atau antibiotik hendaknya harus tepat selain untuk menghindari pencemaran lingkungan, menghindari pembentukan organisme yang tahan terhadap obat, juga pengobatan harus aman baik bagi ikan maupun bagi manusia yang mengkonsumsinya. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat mendorong terjadinya perkembangan resistensi serta dapat menimbulkan toksisitas (racun). Untuk itu perlu dilakukan pengobatan alternaatif yang lebih aman terhadap lingkungan dan mempunyai potensi resistensi yang lebih rendah. Salah satu cara pengobatan alternatif adalah dengan cara menggunakan obat tradisional dari tumbuhan yang dikembangkan menjadi sediaan fitofarmaka, antara lain berupa penggunaan ekstrak alami tumbuhan.
Kelebihan Tanaman Obat
Penggunaan ekstrak alami tumbuhan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan setidaknya memiliki enam kelebihan, yaitu: (1) menjadi bahan alami pengganti antibiotik dalam pengendalian penyakit ikan; (2) ramah terhadap lingkungan; (3) mudah hancur atau terurai dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia yang mengkonsumsinya; (4) mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak di alam; (5 ) harganya ekonomis dan cukup murah; (6) dan tidak menimbulkan resistensi pada patogen penyebab penyakit.
Pemilihan tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat antimikroba dilakukan berdasarkan pada kandungan bahan metabolit sekunder yang terdapat pada suatu tanaman secara taksonomi. Penggunaan bahan-bahan herbal (alami) untuk mengobati maupun mencegah penyakit ikan sudah sangat popular. Dalam penggunaan nya, formula beberapa cara yang mudah diterapkan dalam membuat obat herbal yaitu: (1) tumbuk, campur air, saring ambil sarinya dapat digunakan untuk campuran pakan atau sarinya dapat direbus setelah dingin masukkan ke dalam air yang terdapat ikan sakit; (2) dicacah halus, rendam dalam air selanjutnya rendam ikan yang sakit dengan air tersebut; dan (3) buat ekstrak dengan cara diblender, campur air, saring ambil sarinya tambahkan putih telur sebagai perekat, campurkan ke dalam pakan.
Dari berbagai hasil penelitian diketahui ada beberapa jenis tanaman obat herbal (alami) di Indonesia khusus nya di Sumatera Selatan di mana ditemukan berbagai jenis bahan alami pengganti antibiotik yang mengandung senyawa-senyawa yang bersifat antimikroba baik bakterisidal, bakteristatik, fungisida dan sebagainya di dalam pengendalian penyakit ikan. Beberapa jenis tumbuhan tanaman obat herbal (alami) yang dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan dalam menjaga kesehatan ikan yang dipelihara disajikan dalam bentuk Tabel.
Nama Herbal Manfaat Dosis dan aplikasi
Sirih (Piper betle L.) Daun sirih mengandung berbagai senyawa antara lain minyak atsiri, alkaloid, tannin dan flavonoid yang berkhasiat sebagai penahan pendarahan, obat luka pada kulit ikan, memperbaiki nafsu makan, mengurangi sekresi cairan, melindungi fungsi hati dan mencegah infeksi bakteri serta sebagai antiseptik, bakterisidal dan fungisida. Manfaat khusus terhadap jenis ikan catfish terutama pada ikan lele. Sebanyak 2 gr daun sirih ditumbuk sampai halus, dicampur air 60 ml, disaring ambil sarinya selanjutnya dicampurkan dalam pakan (mengobati serangan bakteri).
Sebanyak 10 gr daun sirih dicacah halus dicampur air 2 liter selanjutnya direndam selama 12 jam, setelah itu air diganti 20 – 30% pengobatan dilakukan selama 3 hari. (mengobati penyakit bintik putih atau White spot).
Daun sirih direbus dengan air sebanyak 0,5 kg/10 liter air, setelah dingin dapat digunakan untuk perendaman selama 5 menit, kemudian masukkan kembali ke dalam kolam yang airnya sudah diganti (mengobati serangan jamur)
Pengendalian penyakit untuk pencegahan dapat dilakukan cukup seminggu sekali.
Bawang Putih (Allium sativum) Bawang putih mengandung berbagai senyawa antara lain minyak atsiri dan allicin yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik pada ikan. Manfaat khusus terhadap jenis ikan catfish terutama pada ikan patin, Sebanyak 25 mg bawang putih diblender, dicampur air 1 liter, disaring ambil sarinya selanjutnya tambahkan putih telur sebagai perekat, campurkan ke dalam pakan.
Pengendalian penyakit untuk pencegahan dapat dilakukan cukup seminggu sekali.
Daun Jambu Biji (Psidium guajava) Daun jambu biji mengandung berbagai senyawa antara lain tannin, minyak atsiri, alkaloid, flavonoid yang berkhasiat sebagai antibakteri pada ikan dan mengandung polifenol yang bersifat minyak esensial yang bekerja dengan menghambat kerja enzim tertentu dan aktivitas antioksidan. Manfaat khusus terhadap jenis ikan catfish terutama pada ikan lele, Sebanyak 2 gr daun jambu biji ditumbuk sampai halus, dicampur air 60 ml, disaring ambil sarinya selanjutnya dicampurkan dalam pakan.
Pengendalian penyakit untuk pencegahan dapat dilakukan cukup seminggu sekali.
Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata) Daun sambiloto mengandung berbagai senyawa antara lain minyak atsiri, flavonoid dan tannin yang berfungsi sebagai anti bakteri, antiracun dan anti-infeksi. Manfaat khusus terhadap jenis ikan catfish terutama pada ikan lele. Sebanyak 2 gr daun sambiloto ditumbuk sampai halus, dicampur air 60 ml, disaring ambil sarinya selanjutnya dicampurkan dalam pakan.
Pengendalian penyakit untuk pencegahan dapat dilakukan cukup seminggu sekali.
Kunyit
( Curcuma longa )
Kunyit mengandung berbagai senyawa antara lain kurkumin dan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antibakteri. Kunyit memiliki efek farmakologi diantaranya, menurunkan kadar lemak tinggi, hepatitis, anti empedu, dan bersifat sebagai anti inflamasi atau anti peradangan. Sebanyak 1 gr kunyit dihaluskan atau dibuat bubuk dan campurkan dalam 1 kg pakan.
Pengendalian penyakit untuk pencegahan dapat dilakukan cukup seminggu sekali.
Mengingat penyakit adalah suatu proses untuk mencapai keberhasilan usaha di bidang budidaya perikanan, maka perlakuan dalam pencegahan penyakit sangat tergantung pada ketepatan diagnosis, ketepatan cara perlakuan dan kecepatan bertindak. Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam tindakan perlakuan dalam pencegahan penyakit ikan adalah: (1) menggunakan air bebas penyakit, dan mencegah penggunaan bahan atau alat yang dapat membawa penyakit lain; (2) mengurangi sumber infeksi penyebab penyakit; (3) meningkatkan ketahanan ikan dengan mencegah stress, tindakan pencegahan, dan pemberian pakan yang baik; dan (4) menjaga kualitas air tempat pemeliharaan dan lingkungan perairan (fisik, kimia dan biologik ).
Penulis
Ida Ayu N.S Utami, S.St.Pi.,M.Si / Pejabat Fungsional PHPI Ahli Madya
di Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palembang.